mengagumi dalam diam, dan selalu mendoakan namun tak pernah berani menoleh saat berpapasan.
dia yang melakukannya mungkin cukup kuat. cukup kuat untuk menahan segala perasaan, tanpa menyampaikan bahkan menyebut lembut nama pujaannya dalam sapaan.
diapun harus cukup puas hanya dengan tersenyum dari kejauhan, menikmati lekat dari belakang, memanggil lirih dari batas jendela kaca yang memisahkan.
dia juga pasti sangat akrab dengan ikhlas, syukur dan sabar. karena itulah kekuatan yang diberikan Tuhannya, sebagai sambutan dari semua doanya untuk bertahan.
namun tak jarang dia dihampiri kecemburuan, melihat sang pujaan lebih dekat dengan teman atau bahkan jauh dari genggaman.
tapi syukurlah, dia sudah lebih kuat karena dia yakin memiliki Tuhan yang selalu bersamanya. Maha Mengetahui akan segala inginnya, dan Maha adil untuk mengatur alur hidupnya.
dia amat bisa bahagia, dibalik semua cobaannya dengan semua keceriaan yang dibawanya.yaitu dengan menikmati rezeki dari Tuhannya.
dia sangat percaya seperti bumi yang selalu berputar, roda kehidupanpun demikian. begitu juga dengan sang Maha Adil yang dia miliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar