Senin, 29 Juli 2013

Tak sempat kugapai (cerpen)

ciee kali ini saya mau ngepost cerpen :D karyanya @intanwe #noprotes
hayo- ini pengalaman atau apa lo.. haha
cerpen menyedihkan (?) atau gaje (?) nilai sendiri lah :D



Hari ini ujian. Aku sangat senang saat memasuki ruangan, selain bisa melihatmu aku senang karena ruangan ujian kali ini benar-benar terasa dingin. Entah mengapa aku menyukai suasana itu aku hanya merasa aku penuh kesejukan dan kedamaian. Sedangkan semua anak yang memasukinya terlihat kurang menyukainya.
            Bel sudah berbunyi dan soal sudah dibagi, aku mengerjakannya dengan gembira, karena pagi ini aku merasa pada mood yang begitu baik. Ini ujian nasional, namun aku tak merasakan ini seperti serius. Ditambah pengawas yang membiarkan murid untuk bertanya membuat suasana sedikit ramai.
            Aku telah menyelesaikan soalku, dan waktu masih tersisa. Sedikit aku melirik kearahnya, terlihat dia sedang bertanya pada teman di sampingnya. Aku senang karena tau dia bisa berteman baik lagi. Sejak beberapa bulan sebelumnya dia tidak terlihat baik. Murung, aneh dan tidak bergaul dengan teman sekelasnya. Aku tidak sengaja mendengar pembicaraan teman sekelasnya, dan benar dia sedang dalam masalah.
            Menjadi orang yang duduk di sampingnya dalam keadaan seperti itu membuatku merasa gila. Antara aku tidak bisa mengendalikan perasaanku dan juga aku merasa menjadi teman yang tidak baik. Berulang kali aku dapat mendengar helaan nafasnya, itu semakin membuatku tidak karuan. Aku terasa seperti orang bodoh pada hari pertama, aku tidak memahami maksudnya ketika menyodorkan kembali daftar hadir padaku. Aku membuat kesalahan dan itu berhasil membatku menjadi lelucon. Malam hari aku beranikan diri bertanya padanya, dia menjawab dan bercerita. Aku mencoba memberi semangat, namun aku tak tau apa itu berguna.
            Keesokan harinya aku memberanikan diri untuk membuka mulut di hadapannya. Dia merespon, alangkah senangnya aku saat itu. Dia mau bertanya padaku, wlaupun aku yakin pasti ada ragu. Apalagi dia bertanya padaku. Mungkinkah teringat masa lalu atau dia merasa canggung padaku. Jujur saja aku keduanya. Aku sempat binggung kenapa dia mengabaikan teman sekelasnya yang bertanya padanya, dan dia mau berbicara padaku sebelum akhirnya dia mau berbiara pada semua orang.
            “teng..teng..teng..” bunyi bel membuyarkan lamunanku, pertanda ujian selesai. Namun setelah ini masih ada tambahan pelajaran. Ruangan masih terasa dingin hingga aku terasa malas untuk keluar. Aku masih ingin menikmatinya.
            Aku berjalan keluar bersama temanku, dia bertanya mengapa tadi aku bisa tersenyum-senyum sendirian. Aku kaget, namun aku paham dan aku hanya meresponnya dengan kata “ohh..itu”. sampai di luar ruangan aku melihatnya bercakap dengan teman-teman perempuannya. Tapi cenderung terlihat bergurau dan bercerita dengan satu orang. Aku tahu cewek itu cukup dekat dengannya. Mereka pernah satu kelas dan sekarangpun begitu ditambah mereka juga seorang tetangga. Aku memakluminya. Aku mengalihkan sejenak pandanganku dari mereka berdua untuk mengambil tas dan segera menuju kelas tambahan. Namun hal yag pali mengagetkanku ketika aku membalikan badan hendak berjalan aku melihat mereka berdua bergenggaman tangan. Aku membelakkan mata ketika melihat itu, tiba-tiba dia menatapku. Aku langsung mengalihkan pandanganku darinya dan pergi begitu saja.
            Aku merasa berat ketika berjalan. Sakit, iri, mungkin ini yang dinamakan cemburu. Aku berjalan sambil mengingat kenangan, saat kami hampir jatuh bersama tangan kami tergenggam erat, saat aku melihatnya dari balkon matanya menuju kearahku, saat aku mulai menyadari dia mempunyai perasaan yang sama denganku, juga saat aku menghancurkannya dalam sesaat.
            Seorang teman menepukku dari belakang. Itu menyadarkanku kalau kini dia berjalan di belakangku bersama teman-temannya. Akupun mempercepat langkah menjauh. Aku memasuki ruangan dan duduk. Ketika aku berjalan keluar aku hanya dapat melihatnya bergurau bersama temannya.
Dari dulu aku selalu berbayang kau seperti bintang..
Hadir dan menyinari gelapku..
Seolah aku dapat menggapai dan menyentuhmu..
Namun kenyataannya sekarang aku hanya bisa memandang,
Tanpa bisa menyentuhmu..
          Mungkin dia hanya akan menjadi bintang yang tak  sempat kugapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar