Disini kutermenung,
menatap sepinya dunia,
ku hantarkan kesedihanku menyusuri ruang-ruang kedaimaian,
hinggap pada kesunyian yang mendalam,
serasa bagai diri tertelan bumi,
tenggelam dalam lautan emosi,
hampa, kelam, sepi, hambar terasa dihati,
sakit.....
seketika membelenggu hati,
tiada tutur kata yang mampu diucap,
tiada setitik air mata yang mampu ditahan,
entah mengapa, hati ini tak bisa tenang,
mungkin tiada mahluk lagi yang mampu menahan,
sesaat jiwa bagai melayang diawang,
berlari mengejar satu angan,
mencari sebuah penawar.........
Wahai engkau cahaya hati, yang dulu menerangi...menatap sepinya dunia,
ku hantarkan kesedihanku menyusuri ruang-ruang kedaimaian,
hinggap pada kesunyian yang mendalam,
serasa bagai diri tertelan bumi,
tenggelam dalam lautan emosi,
hampa, kelam, sepi, hambar terasa dihati,
sakit.....
seketika membelenggu hati,
tiada tutur kata yang mampu diucap,
tiada setitik air mata yang mampu ditahan,
entah mengapa, hati ini tak bisa tenang,
mungkin tiada mahluk lagi yang mampu menahan,
sesaat jiwa bagai melayang diawang,
berlari mengejar satu angan,
mencari sebuah penawar.........
mengapa engkau pergi...???
beribu tanya tersimpan dalam dada,
ketika mata ini menatap dikau,
sakit..sakit..sakit itu yang slalu aku rasakan,
saat rasa yang tak terbalas,
memendam ungkapan dalam hati,,
selalu saja tetesan air ini tak mampu terbendung,
Terkadang hati ini bertanya,
satu tanya yang slalu terdalamkan,
karna tutur yang tak mampu mengungkapkan,
“pernahkah engkau berfikir?? Wahai engkau penghibur hati???
berfikir tentang ketidak tanyaku padamu..
ketidak mampuku menatapmu..?
smua itu karna hati ini yang tak mengijinkan..
Ku sangat ingin kau tahu,
btapa besar impiku, btapa jauh khayalku,,
meski kutahu semua itu tak mungkin terjadi..
atas ego yang tak mengijinkan,
berkat patuh yang menentang....
kutak mungkin melawan takdir...
hanya kata yang dapat mewakili,,
isi hati yang terpenjara ini.....
LEBAY...............